Bandung. Tantangan tugas yang dihadapi TNI Angkatan Udara semakin berat, dimana kemajuan teknologi semakin pesat, peran kekuatan udara dalam perang modern semakin diperlukan. Meski disadari bagi bangsa manapun di belahan dunia ini, perang merupakan jalan terakhir yang harus ditempuh.

Hal tersebut disampaikan Komandan Korpaskhas Marsekal Muda TNI Amarullah, dalam sambutan pada Upacara 17-san yang dilaksanakan di Lapangan Merah Mako Korpaskhas, Lanud Sulaiman Bandung, Selasa (17/09).

Lebih lanjut Dankorpaskhas mengatakan, keterbatasan anggaran hendaknya bukan dijadikan sebagai alasan untuk berhenti berbuat, namun satuan-satuan TNI Angkatan Udara harus mampu berinovasi agar tetap terselenggaranya tugas yang diemban.

Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan selamat kepada prajurit dan PNS Angkatan Udara atas loyalitas, dedikasi, motivasi dan semangat dalam menjalankan tugas secara profesional. Dengan semangat tersebut senantiasa tetap terpatri di sanubari setiap prajurit sepanjang pengabdiannya di TNI Angkatan Udara khususnya dan TNI umumnya, lanjut Dankorpaskhas.

Dankorpaskhas menekankan, sebagai salah satu komponen pertahanan negara, para prajurit TNI Angkatan Udara terus tumbuh berkembang seiring dengan dinamika pembangunan nasional dan perkembangan lingkungan strategis. Kekuatan TNI Angkatan Udara merupakan salah satu komponen kekuatan yang dapat menjadi ”bargaining power” dalam upaya menyelesaikan permasalahan dan konflik yang terjadi.

Namun disadari, dalam membangun TNI Angkatan Udara yang kuat bukan hal yang mudah dan memerlukan dukungan dana yang tidak sedikit. Keterbatasan anggaran negara dan tingginya tingkat ketergantungan teknologi, masih menjadi salah satu penyebab tersendatnya upaya pembangunan postur angkatan udara kedepan. Untuk itu, sebagai satuan-satuan TNI Angkatan Udara kita harus mampu berbuat dan berpikir cerdas dalam menyelesaikan tugas satuan dengan baik, demi suksesnya tugas yang diemban TNI Angkatan Udara, tegasnya.

Dankorpaskhas menjelaskan, agar dapat melaksanakan tugas sebagaimana tertulis dalam UU RI Nomor : 34 Tahun 2004 tentang TNI, maka kebijakan yang ditempuh TNI Angkatan Udara yakni ”Minimum Essensial Force” yang merupakan jawaban tepat untuk dilaksanakan. Melalui pelaksanaan renstra 5 tahunan, pertumbuhan dan perkembangan TNI Angkatan Udara kedepan mampu mewujudkan kekuatan tersebut, dengan adanya dukungan satuan-satuan TNI Angkatan Udara.

Dankorpaskhas mengharapkan agar para prajurit menerapkan budaya safety pada setiap pelaksanaan tugas. Karena budaya safety tersebut dapat dilakukan mulai dari perorangan, tim maupun kedinasan yang muaranya mengarah pada upaya seminimal mungkin mencegah terjadinya accident dan incident. Upaya pembinaan keselamatan terbang dan kerja melalui program ”road to zero accident”, hendaknya secara konsisten dilaksanakan tanpa mengabaikan tujuan aspek operasi dan latihan.

Dankorpaskhas memerintahkan agar para komandan satuan memanfaatkan waktu pada Jam Komandan untuk selalu mengingatkan dan menekankan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan keamanan latihan dan kerja. Karena kita semua menyadari sebuah accident dapat diminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan, jika seluruh prajurit mampu mengantisipasi dan mencegah dini accident factor dalam menjalankan tugas sehari-hari, lanjutnya.

Pada kesempatan ini, Dankorpaskhas menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas ke depan yang harus dipedomani : Pertama. Bentengi diri dan keluarga dengan meningkatkan keimanan, jauhkan dari bahaya yang dapat menghancurkan keluarga. Kedua. Pahami peran, tugas dan fungsi satuan sebagai bagian TNI Angkatan Udara yang harus senantiasa dijadikan dasar pemikiran dalam menentukan langkah dan arah pembinaan kesiapan yang senantiasa menjadi dasar filosofi dan etos kerja serta dorongan semangat dalam melaksanakan tugas sesuai bidang masing-masing.

Ketiga. Kesiapan satuan-satuan dengan terus belajar dan berlatih, harus dijadikan prioritas, sehingga satuan-satuan yang ada siap dalam mendukung tugas-tugas tni angkatan udara kapanpun dibutuhkan.

Keempat. Hindari kegiatan-kegiatan yang berakibat pada kebocoran maupun in-efisiensi anggaran sehingga dibutuhkan personel yang memiliki kemampuan dan profesional dalam bidang tugasnya.

Kelima. Wujudkan zero accident, profesionalitas pelaksanaan tugas merupakan prasyarat mutlak yang harus dipenuhi para prajurit agar incident maupun accident potensial segera dapat diketahui sekaligus diatasi sedini mungkin.

Dankorpaskhas mengingatkan, Upacara Bendera 17-san merupakan tradisi kebangsaan yang senantiasa kita lakukan untuk mengingatkan kita terhadap peristiwa bersejarah pada masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Oleh karena itu saya harapkan para Prajurit dan PNS TNI Angkatan Udara selalu secara sadar mampu memahami esensi perjuangan para pendahulu sekaligus meneladani semangat pengabdian dan pengorbanannya demi meningkatkan kualitas pengabdian kita kepada TNI Angkatan Udara.

Upacara Bendera yang dilaksanakan setiap tanggal 17 ini diikuti oleh seluruh Prajurit dan PNS TNI Angkatan Udara Insub Lanud Sulaiman, Korpaskhas, Lanud Sulaiman, Depo 40, Depo 70 dan Wing III Paskhas.

/* */